Dongeng bahasa sunda legenda
![dongeng bahasa sunda legenda dongeng bahasa sunda legenda](https://basasunda.com/wp-content/uploads/2017/03/Jenis-dalam-dongeng.jpg)
He offered to tell his stories over the radio. "I said I could solve it and was prepared to help out," he said. He was then invited to the station where the management asked if he had any solution to offer. "Why does this station air so many Western songs instead of Sundanese programs, or at least Indonesian music?" Arif asked in his letters. His storytelling career began when he started criticizing a private radio station in West Java's capital city Bandung for not appreciating Indonesian culture, particularly Sundanese culture, enough and for broadcasting Western music from dawn to dusk.
![dongeng bahasa sunda legenda dongeng bahasa sunda legenda](https://lasopaml515.weebly.com/uploads/1/2/5/6/125627733/227064499.png)
"Mama" is the term used by the Sundanese in Bogor, West Java, for someone well versed in a particular field of knowledge, a master. He is a legendary storyteller of West Java folklore. The 55-year-old Sundanese man was born in Arafat, Saudi Arabia, as Sarip Hidayatulah before he took the popular name Mama Arif Hidayat. waktos ngaseep," he would say, his signature words meaning "time's up now, time to end the story". They stayed glued to their seats to learn what would happen next in his two famous Sundanese tales, Sirjibang and Siriweuh. When he first launched his storytelling career more than 30 years ago, Mama Arif Hidayat was already capturing the attention of his listeners. Mama Arif Hidayat: Captivating listeners with his tales Setelah hampir 30 tahun menghilang, Mama Arif Hidayat, tampil lagi membawakan dongeng Sunda di radio. Salah satu pendongeng Sunda terkenal di Bogor adalah Mama Arif Hidayat yang membawakan dongeng "Si Riweuh" dengan suara khas. Sebelumnya, dongeng Sunda yang disiarkan di radio, pada tahun 1975-1980, sangat digandrungi warga Bogor. Tapi karena ada permintaan dari Radio Sipatahunan dan desakan dari Paguyuban Pasundan yang ingin menghidupkan kembali budaya dongeng Sunda, saya menyanggupinya," katanya. "Sebetulnya, saya sudah berhenti mendongeng sejak tahun 1980-an. "Cerita lengkapnya tidak bisa saya ceritakan di sini, tapi bisa didengarkan di radio," kata Mama Arif, pria yang bisa menirukan 16 jenis suara.ĭiakuinya, ia sudah berhenti mendongeng sejak 1980-an, bersamaan makin menurunnya minat masyarakat terhadap budaya dongeng. Dongeng ini sudah disampaikannya di radio milik Pemerintah Kota Bogor, mulai Senin (30/6). Mama Arif Hidayat menjelaskan, dongeng Sunda bertajuk "Sumur Ajaib" akan menceritakan kehebatan masyarakat Sunda dengan latar cerita tempo dulu. "Guna melestarikan budaya lisan Sunda, Radio Sipatahunan Kota Bogor, akan menyiarkan dongeng Sunda secara rutin setiap sore, pada Senin hingga Jumat," kata Encep Moch Ali Alhamidi, Kepala Seksi Pelayanan Media Pemerintah Kota Bogor yang juga Penanggungjawab Radio Sipatahunan, di Bogor, Rabu.ĭisiarkannya dongeng Sunda di Radio Sipatahunan yang mengudara di gelombang 89,4 FM itu, guna melestarikan budaya lisan Sunda yang nyaris dilupakan, terutama pada generasi muda.ĭongeng Sunda akan dituturkan oleh pendongeng tradisional Sunda, Mama Arief Hidayat, serta program pelestarian budaya Sunda lainnya akan disampaikan budayawan Eman Sulaeman. Bogor (ANTARA News) - Salah satu budaya lisan Sunda, yakni dongeng rakyat berbahasa Sunda, nyaris punah oleh desakan budaya global modern, terutama televisi, sehingga dibutuhkan upaya-upaya untuk menjaga dan melestarikannya agar tidak hilang.